CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 01 Februari 2012

El, Kau Membuatku Tak Bisa Tidur.


Kamu, yang ada disitu, yang setiap malam, sebelum aku tertidur selalu ku sebut namanya dalam untaian doa-doa malamku, apa kabar? Ya, tertidur, bukan tidur. Karena memang aku sulit tidur setelah mengenalmu.

El, bolehkan aku panggil kamu dengan El, supaya mudah untuk ku ceritakan kisahku yang tokohnya didominasi olehmu. Mengapa El? simpel saja, itu panggilan khusus untukmu, dariku, dulu. Bisa disebut panggilan sayang. Yang setiap ku panggil namamu dengan benar-dan sungguh aku coba benar- tapi tetap saja tak bisa benar karena lidahku memang tak bisa menyebut huruf "r". Dan kamu selalu tertawa dan mengolok-olok ku dengan kespesialan yang ada pada lidahku itu. Tak apa El, aku senang akan olokan mu itu, meskipun aku harus berpura-pura marah agar kau mau membelikanku lolipop warna-warni yang hanya dijual di depan kantormu itu, setiap kali kau meminta maaf atas olokanmu. Ah, El, apa di depan kantormu masih ada lolipopku itu? kalau ada, aku akan sengaja kesana, dan berperan seolah olah aku ini kamu, yang dulu sering sekali membelikannya untukku.

Dari awal kau masuk kantor itu, yang bersebelahan dengan sekolahku, mereka (teman-temanku) selalu membicarakanmu. Aku tak tahu karena aku belum melihat, apalagi mengenalmu. Aku tertawa saja saat aku mencuri dengar bahwa kamu itu sering terlambat masuk kantor. Dengan baju yang masih belum rapih kau tergesa-gesa memasukan motor "Tiger" mu itu ke area pakir yang bisa mereka lihat dari jendela kelas. Ah, ada-ada saja kamu El.
Tak mungkin mereka sesemangatnya itu bergosip tentangmu tanpa sebuah alasan. Tentu, saat aku tanyakan pada mereka, mereka malah menertawakan aku, payah.

Yang benar saja San, kamu ga tahu ya? Coba lihat dia. Dia manis, mempeeeeesona. Hahahhah…..

Aku jadi penasaran juga, dan sekali waktu saat teman-temanku “mengintipmu” lagi, aku juga ikutan.

Oh, itu. Gumamku.
Ya memang ku akui kau itu manis, berkharisma. Dengan perawakan yang kurus tinggi sekitar 175cm  dengan memakai motor “Tiger” kau tampak gagah. Kulitmu tidak hitam, tidak juga putih. Hidungmu mancung, tidak sepertiku. Rambut belah pinggirmu itu, aku suka! Retro tapi menawan, dan apakah kamu tahu? Rambutmulah  yang paling pertama kulihat. Satu kesan mendarat di otaku. Kamu, manis.

Apakah kau mau tahu kebiasaanku setelah melihatmu El? Yup! Tepat! Aku menjadi “golongan” mereka yang selalu membicarakanmu. Aku jadi tahu kalau kamu bekerja sebagai pembantu staff ahli TI di kantor itu. Namamu Rizal Ershan Tsani, S.T., lulusan salah satu universitas swasta ternama di Bandung. Umurmu 23 tahun saat itu. Kamu tinggal tak jauh dari sana. Sekitar 3 Km ke arah pasar tradisional. Dan aku tau letaknya, terhalang oleh 8 rumah dari tugu yang bacaannya begini Lingk. Bbk. Lama II.  Rumahmu bercat putih dan berpagar merah dan dihiasi beraneka tanaman hijau, nice. Soal rumahmu itu, hanya aku yang tau, teman-temanku tak tahu. Tentu aku tahu, kamu sendiri yang membawaku kesana, ingatkan El?

Mungkin Tuhan tau bahwa aku sangat ingin mengenalmu. Dan taraaa…kita kenal, berawal dari sebuah lollipop memang, unik, menurutku. Tak banyak yang tahu kita berdua saling mengenal, hanya satu orang saja, teman dekatku.Oh ya, temanku ini perempuan. Masih ingat kan El? Dia orang yang sering kau hubungi saat aku tak memberimu kabar. Tak banyak yang tahu karena aku memang tak ingin “mereka” tahu. Aku memang egois saat itu, aku sering diam tak banyak komentar saat mereka kembali berbincang ria tentangmu. Aku ingin mereka bosan membicarakanmu lalu kemudian mengabaikanmu dan focus dengan urusan mereka masing-masing. Dan saat itulah aku akan sangat dengan leluasa “mengincarmu”. Ya, kau tahu El, Aku mengincarmu.

Ya El, aku tidak bisa tidur setelah mengenalmu, tak tenang, Rasanya ada ribuan semut mengerombol disini, dada sebelah kiri. Banyak peri-peri kecil yang tega meninju perut ku saat aku menerima pesan darimu. Aku banyak menyendiri dan senyum-senyum sendiri. Ah..apa ini El? Kau tahu? Maklum, aku masih sangat muda, 16 tahun waktu itu.

Hey El, kau tahu apa yang paling menggangguku sampai tak bisa tidur? Senyummu El, ya itu, aku masih bisa membayangkannya. Senyummu adalah hantu pengganggu yang tak pernah ingin aku usir. Senyum mu, ya, pada waktu itu hanya senyummu. 

0 komentar:

Posting Komentar