CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 17 Juni 2012

Dari Kertas Usang

Katanya,
Muasal cinta adalah keheningan.
Bukan karena cinta bernaung di dalam naluri alami yang mustahil untuk dijelaskan,
melainkan karena cinta terawat dalam perbedaan yang tidak senantiasa dapat diekspresikan.
Karena tidak semua hal dapat tertuturkan, hening yang meletak antara aku dan kamu tidak selalu perlu diatasi dengan kata.

Di satu sisi, perbedaan berarti aku perlu berhening demi mendengarkan orang lain.
Di sisi lain, heningku adalah situasi berjaga.
Aku berjaga karena selalu saja aku yang berkekurangan.
Aku tidak selalu mampu mencintai segala sesuatu.
Seperti, aku juga tidak mungkin mengetahui dan mengerti sepenuhnya orang lain sebagai yang lain.

Aku semata berjaga biar aku tetap toleran.
Tetapi aku juga berjaga agar toleranku punya batas.
Aku berjaga agar tidak toleran terhadap segala tindakan yang menyengsarakan orang lain.
Termasuk tidak toleran terhadap politik perbedaan yang menyingkirlan setiap kemungkinan untuk berdialog.

#kertasusang, entah punya siapa. Aku tulis ulang dengan sedikit perubahan.

Yang Tidak Pernah Bisa Berkata IYA atau TIDAK

Kepada kamu yang tidak pernah berkata 'iya' atau 'tidak',
Kadang aku bingung dalam mengambil keputusan.
Tidak semua bisa aku tau secara otomatis.
Tidak semua yang kamu anggap jelas itu jelas juga buatku.
Tidak semua yang kamu pahami itu aku pahami juga.
Maka dari itu aku bertanya, dan hanya mengharapkan kata 'iya' atau 'tidak'

Karena kamu yang tidak pernah berkata 'iya' atau 'tidak',
Aku berkali salah mengambil keputusan.
Aku berkali salah dalam berkesimpulan.
Aku berkali bertentangan dengan hatiku.
Aku berkali menyesal, berkali menangis.

Karena kamu yang tidak pernah berkata 'iya' atau 'tidak',
Aku selalu bertanya,
Tak lelah bertanya.
Walau diakhir banyak sekali bentuk pengabaian yang ku dapatkan. Tapi nyatanya aku tetap bertanya kan?

Kepada kamu yang tidak pernah berkata 'iya' atau 'tidak',
Aku butuh persetujuan atau penolakanmu untuk melangkah,
Karena aku tidak selalu tau isi hati dan pemikiranmu itu.
Karena satu pikiran tak harus selalu sepemikiran.
Karena setujuan itu tidak harus satu pandangan.
Karena 'kita' itu tidak hanya 1 orang, kita itu aku dan kamu.

Kepada kamu yang tidak pernah berkata 'iya' atau 'tidak',
Bisakah kau akhiri segala bentuk kode mu yang belum tentu aku mengerti?
Bisakah berterus terang saja tanpa bermain kata denganku?
Bisakah?

Senin, 11 Juni 2012

Hanya berhenti, belum melepaskan

Aku berhenti bukan berarti sudah bisa melepaskan.

El, aku sudah berhenti dari hobbyku yang dulu untuk selalu mengikuti setiap gerak dan langkahmu.
Berhenti membuka-buka kenangan tentang kita.
Berhenti mencari kabarmu diam-diam lewat jejaring sosial.
Berhenti mendoakanmu untuk menjadi pendamping hidupku kelak.
Berhenti menceritakan tentang kamu kepada teman-teman dekat ku.
Berhenti mencari tahu kamu sedang bersama siapa dan dimana sekarang.
Totally, aku benar-benar berhenti.

Aku berhenti dari kecanduan tentangmu.
Hanya saja aku belum bisa melepaskan.
Belum bisa mengikhlaskan.
Belum bisa melihat kamu lagi.
Belum bisa tersenyum di depan kamu.
Belum bisa menerima segala bentuk pengabaianmu, dulu.
Masih belum bisa.