CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 20 Mei 2012

Kesakitanku MenggugatMu.

Tuhan yang baik, aku hanya tidak habis pikir. Apa sebenarnya yang Kau rencanakan? Apa yang membuatMu memutuskan semuanya harus terjadi seperti ini? Apa kau tak kasihan padaku?

Tuhan yang Maha segalanya, kemarin aku sudah cukup tenang tanpa dia. Aku sudah belajar bebas dari bayangnya. Aku sangat berusaha untuk hal itu. Tidakkah Kau melihat itu?

Tuhan yang sangat aku puja, aku tidak meragukan segala rencanamu, tapi apakah tak ada sedikit "upah" atas upaya yang kulakukan untuk menjauh dari dia? kenapa Kau pertemukan kami lagi Tuhan?

Tuhan, jika memang hidupku dan segalanya tentang aku harus terpusat kearahnya, mengapa harus ada rasa sakit yang luar biasa ini atas segala bentuk pengabaiannya? Dia hanya mempermainkan aku Tuhan, berkali-kali. Sudah cukup Tuhan, Ku mohon....

Tuhan, sudah ku coba menutup mata ini atas apapun yang dia lakukan, dengan siapa dia, dimanapun dia. Rasa itu memang tidak langsung  hilang seketika, pasti perlahan-lahan. Dan Kau tahu? Aku sungguh berusaha benar membuang serpihan-serpihan kesakitan itu. Melepaskan yang tak mau kulepas itu butuh pengorbanan yang besar. Apakah kau tak melihat itu?

Tuhan, cara pikirku yang sedang berkembang dan cara pikirnya yang sudah rigid itu tidak bisa disatukan. Kami sama-sama memberi beban satu sama lain. Memaksakan hatinya yang tidak pernah bisa untuk aku itu suatu pelecehan hak azasi. Pantaskah aku berbicara padaMu tentang hak azasi yang sebenaranya telah kau ciptakan sendiri? Tuhan, ampuni aku, maafkan aku atas segala kelancangan hatiku ini.

Tuhan, aku ingin bahagia. Apakah Kau pikir bahagiaku adalah dengannya? Aku berharap seperti itu. Tapi dia tidak Tuhan, dia tidak berpikir seperti itu. Apa yang harus kulakukan?

Tuhan, kebuntuan otakku saat ini membuatku malas bercerita tentang masa depan, terlalu malas untuk percaya. Aku putus asa diantara ketidakpastian ini. Ingin aku menyentuhnya, tapi tetap tak bisa. Dia selalu menghindar. Dan Kau tetap diam saja Tuhan. Lihat aku, meringkuk dalam kegalauan, menjerit sesakit-sakitnya.

Bertahan? Apakah itu suatu kebenaran? Apakah itu suatu hal yang berguna? Jika sia-sia, izinkan aku berusaha sekali lagi untuk melupakan dan melepaskan semua kesakitan ini Tuhan. Tapi Tuhan, jangan bilang lagi aku akan dipertemukan dengan dia atau orang yang seperti dia. Lukaku akan semakin dalam.

Tuhan, aku menggugatmu atas hal ini. Maafkan aku tuhan, aku Hambamu yang tak tahu diri, Hambamu yang lancang, Hambamu yang selalu takut dengan kesakitan.
Aku menuntutmu untuk menyembuhkan pesakitanku. Aku menggugatMu.


2 komentar:

Unknown mengatakan...

Tuhan tidak mungkindiam. Tuhan tau semua yang kamu rasakan.

tetap tersenyum, senyum akan menghapus lukamu perlahan-lahan :)

satu lagi. jangan liatkan kerapuhanmu di hadapannya.

*maaf kepanjangan komentarnya hehe
hanya ingin berpendapat :)

salam kenal

susan mengatakan...

hehehhe, iya mba chici, makasih udah mampir...ini khayalan imaginatif saya saja...makasih :)

Posting Komentar